Kader Sabilulungan Bersih Pejuang Kebersihan (Saber Puber) Desa Ciburial mengadakan Riungan ke-5 Sekolah Lapangan dengan materi analisis 5 modal. Riungan Sekolah Lapangan kali ini dilaksanakan pada Jumat, 23 Agustus 2019 di Bale RW 04 Sekebuluh Desa Ciburial. Riungan ke-5 Sekolah Lapangan Saber Puber kali ini sangat berbobot karena selain dihadiri oleh Kader Saber juga dihadiri oleh utusan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, yaitu Bapak Akun Supian dan Pak Irman. Juga turut hadir perwakilan dari unsur lembaga Desa Ciburial, meliputi dari Pemerintah Desa (Pemdes), BPD, LPMD, PKK, Karang Taruna, Pengurus RW dan RT, serta tokoh masyarakat. Pada Riungan ke-5 ini suasana tercipta harmonis dan sinergis. Semua pihak yang hadir diajak untuk memahami bersama tentang keberadaan Program Kampung Sabilulungan Bersih (Saber) itu sendiri. Melalui riungan atau pertemuan ini diharapkan ada kebijakan dan tindakan untuk mendukung kesuksesan berbagai kegiatan dalam Program Kampung Saber. Perlahan namun pasti keberadaan Saber Puber Ciburial ini akan menjadi magnet yang terus mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dalam Program Kampung Saber ini. Disini masyarakat bukan lagi sebagai objek di lingkungan tetapi menjadi subjek atau sebagai pelaku utama dalam pelestarian lingkungan. Kami akan terus memperbaiki birokrasi untuk memperluas jaringan swadaya masyarakat untuk menciptakan Ciburial yang ramah lingkungan. Menuju Desaku Resik, Wargaku Cerdik, Hidupku Asyik. ***
Tagar: ciburial
Kampung Saber (Sabilulungan Bersih) adalah program pelestarian lingkungan yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung. Desa Ciburial di tahun 2019 ini menjadi salah satu desa yang dibentuk untuk menjadi Kampung Saber. DLH menunjuk Ansor (Cikadut) sebagai fasilitator dan melalui rekomendasi Pemerintah Desa Ciburial, saya (Epi Nuriyah) warga RW 05 Ciburial yang diberi amanat sebagai pendamping lokal. Ini adalah titik awal perjalanan saya untuk bergerak dalam lingkungan hidup dengan cakupan wilayah 1 desa. Langkah pertama kami membentuk 20 Kader Saber yang merupakan perwakilan dari 12 RW. Diharapkan dengan begitu bisa mempermudah penyebaran informasi ke masing-masing RW mengenai Program Kampung Saber ini. Pengkaderan itu sendiri dimaksudkan untuk membuat tim dan melaksanakan sekolah lapangan. Kami diharuskan mulai menganalisis permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan di wilayah masing-masing. Ini tentunya dibutuhkan kepedulian, kepekaan dan kesabaran. Langkah awal sekolah lapangan Kader Saber adalah membangun kesolidaritasan, penguatan mental dan mengasah kepedulian sebelum benar-benar terjun ke lapangan. Perlahan-lahan jaringan Kader Saber mulai meluas tidak saja Kader Saber namun para pengurus RT dan RW pun mulai terlibat di dalamnya. Di sekolah lapangan ini kami diajarkan untuk melihat potensi dan masalah lingkungan. Program Satapok (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan) untuk mengembalikan penghijauan, pemanfaatan pekarangan rumah, Program LCO (Lubang Cerdas Organik) untul solusi membuang dan memanfaatkan sampah organik dan pengembalian air ke tanah dan program penanganan sampah. Dengan program-program tersebut diharapkan bisa menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan lingkungan yang kita hadapi. Jika melihat potensi Desa Ciburial yang merupakan desa dengan sumber daya alam yang luar biasa. Namun perlahan-lahan potensi itu akan jadi masalah dengan pesatnya pembangunan, berkurangnya penghijauan, perubahan struktur tanah dan pencemaran udara. Diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan potensi dan sumber daya alam di Desa Ciburial. Terlebih jika kita singgung tentang sampah, belum ada sistem yang teratur untuk mengurus sampah. Di samping minimnya kesadaran warga dalam memperlakukan sampah. Jika dibiarkan hal […]
Warga Desa Ciburial menggelar Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI digelar di Lapangan Baribis Desa Ciburial Kec. Cimenyan Kab. Bandung Jawa Barat. Ratusan warga Desa Ciburial memadati Lapangan Baribis Desa Ciburial. Peserta upacara terdiri dari barisan unsur pemerintah desa, BPD, LPMD, Lembaga Desa, para Ketua RT dan RW, Kader PKK, PNS Guru, Siswa Siswi (SD, SMP, SMA), dan masyarakat se Desa Ciburial. Bertindak sebagai inspektur upacara Ojat Kurnia (Penjabat Kepala Desa Ciburial). Sementara yang bertindak selaku Komandan Upacara yaitu Babinsa Desa Ciburial. Adapun petugas pengibar bendera pada upacara kali ini adalah Paskibra dari SMA Plus Babussalam. Dalam amanatnya Penjabat Kepala Desa Ciburial menyampaikan ajakan, di era globalisasi ini, peertarungan yang terjadi adalah pertarungan memperebutkan wilayah ekonomi, bukan wilayah geografis seperti pada masa imperialisme dahulu. Oleh karena itu, tepat kiranya tema peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia Tahun 2019 ini, yaitu “SDM Unggul Indonesia Maju”. Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung khidmat, diawali dengan pengibaran Bendera Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dari SMPA Plus Babussalam diiringi tabuhan Drumband dari pasukan Drumband Al Muchtariyah Babussalam. Usai pengibaran bendera dilanjut dengan mengheningkan cipta dipimpin oleh inspektur upacara. Mengheningkan cipta diiringi lagu Mengheningkan Cipta dari tim Paduan Suara Al Muchtariyah Babussalam. Acara dilanjutkan dengan pembacaan naskah-naskah. Naskah Teks Pancasila oleh Ketua LMPD, Riko Priatna; Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh Wakil Ketua BPD Ciburial, Adeng Kurniawan ; dan Naskah teks Proklamasi oleh Kepala Dusun II, Dadang Sarkat. Kemudian, tepat pada pukul 10.00 WIB sirine dibunyikan oleh inspektur upacara, diiringi pembunyian segala tabuhan yang dibawa oleh warga Desa Ciburial sebagai tanda mengenang detik-detik proklamasi. Upacara dilanjutkan dengan amanat dari inspektur upacara dan penyampaian sambutan Bupati Bandung. Upacara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ketua MUI […]
Berikut ini beberapa ketentuan pada perlombaan yang dilaksanakan pada kegiatan Ciburial Festival (Cifest) 2019. Ketentuan dan kriteria penilaian ini untuk lomba-lomba yang digelar sampai dengan tanggal 17 Agustus 2019. Untuk ketentuan pada Pordes diatur dan sepakati dalam pertemuan teknis (technical meeting) yang khusus dilaksanakan untuk itu. Untuk lomba-lomba yang digelar setelah tanggal 17 Agustus, seperti MTQ, Tahfidz, Mewarnai, Jaipong, dan lomba lainnya akan diinformasikan lebih lanjut. Lomba Gapura bertema Zero Waste / Berbahan Dasar dari Daur Ulang Sampah Gapura terbuat dari Zero Waste/Berbahan dasar dari daur ulang sampah. Kreativitas pemanfaatan Daur Ulang sampah Jumlah Gapura dihitung dari jumlah RT masing-masing RW Sarana pendukung lainnya, seperti Umbul-umbul, Bendera Merah Putih di setiap rumah, dan pernak-pernik lainnya yang terbuat dari daur ulang sampah. Kebersihan Lingkungan di sekitar gapura dan area lainnya. Follow Instagram @desaciburial dan @pesonaciburial Upload foto tersebut dengan menggunakan tagar #pesonaciburial dan #desaciburial. Lomba Kreasi Jampana Untuk RW 01, RW 02, RW 03, RW 04 RW 05, RW 06, RW 07, RW 08, dan RW 12 tema jampana adalah Zero Waste/Berbahan dasar dari Daur Ulang Sampah. Untuk RW 09, RW 10 dan RW 11 tema jampana terbuat dari sayuran yang ada di wilayahnya masing-masing. Pada 17 Agustus, pukul 07.30 WIB, Jampana dari masing-masing wilayah sudah ada di tempat upacara dan langsung disimpan di samping lapangan upacara. Setelah Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI selesai, Jampana dari masing-masing wilayah dibawa oleh karang taruna bersama rombongan karnaval melewati Tim Penilai dan sekaligus melaksanakan karnaval ke tempat yang sudah ditentukan oleh panitia. Khusus Jampana dari RW 09, RW 10 dan RW 11 akan dilakukan penilaian langsung dan akan dilaksanakan rebutan sayuran oleh warga masyarakat. Follow Instagram @desaciburial dan @pesonaciburial Upload foto tersebut dengan menggunakan tagar #pesonaciburial dan #desaciburial. Karnaval Ciburial 2019 Peserta Karnaval Ciburial 2019 boleh memakai pakaian tradisional atau pakaian lainnya yang […]
Event Karnaval Ciburial 2019 berupa Parade Kamonesan, Arak-arakan Jampana, Atraksi Seni Budaya akan turut memeriahkan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia (RI) Tingkat Desa Ciburial Tahun 2019. Karnaval Ciburial 2019 akan dilakanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 bersamaan dengan acara Upacara Detik-Detik Kemerdekaan 17 Agustus. Adapun tema utama Karnaval Ciburial 2019 adalah “Zero Waste“. Kegiatan Karnaval Ciburial ini digelar dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia (RI) Tahun 2019. Selain itu, kegiatan Karnaval Ciburial juga merupakan salah satu rangkaian acara Ciburial Festival 2019 (Cifest). Kegiatan Karnaval Ciburial akan diikuti oleh sebanyak 53 RT / 12 RW / 4 Dusun di Desa Ciburial. Peserta Karnaval akan membawa berbagai macam Jampana dengan diiringi berbagai kreasi kamonesan dari tiap-tiap peserta.
Website desa merupakan wadah yang sangat baik bagi pemerintah desa untuk meringankan tugas dan meningkatkan kinerja. Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfo) Kabupaten Bandung, Atih Witartih, pada acara Sabilulungan Festival Teknologi Informasi Komunikasi 2018 (Safetik 2018) di Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang, Senin 26 November 2018. “Melalui website desa, pemerintah desa, setidaknya menjalankan dua sisi yang bisa dimanfaatkan,” ungkap Atih. Website desa, setidaknya memiliki dua sisi manfaat, yaitu untuk fungsi informasi dan layanan. Fungsi informasi, bisa menjadi sarana bagi desa untuk mempromosikan berbagai potensi desa mulai dari objek wisata, budaya, hingga produk UMKM.
[Artikel ini akan senantiasa diperbaharui seiring pemerolehan informasi terkait sejarah Desa Ciburial] Perihal terbentuknya Desa Ciburial hingga sekarang sulit diketahui secara pasti kapan awalnya, akan tetapi mengacu pada prasasti Kawali di Jawa Barat sekitar tahun 1350 M, dan prasasti Walandit di daerah Tengger Jawa Timur pada tahun 1381 M, maka desa sebagai unit terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia telah ada sejak dahulu kala dan murni Indonesia bukan bentukan Belanda. Terbentuknya desa diawali dengan terbentuknya kelompok masyarakat akibat sifat manusia sebagai makhluk sosial, dorongan kodrat, atau sekeliling manusia, kepentingan yang sama dan bahaya dari luar. Istilah desa berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya tanah tumpah darah, dan perkataan desa hanya dipakai di daerah Jawa dan Madura, sedang daerah lain pada saat itu (sebelum masuknya Belanda) namanya berbeda seperti gampong dan meunasah di Aceh, huta di Batak, nagari di Sumatera Barat dan sebagainya. Pada hakikatnya bentuk desa dapat dibedakan menjadi dua yaitu desa geneologis dan desa teritorial. Sekalipun bervariasi nama desa ataupun daerah hukum yang setingkat desa di Indonesia, akan tetapi asas atau landasan hukumnya hampir sama yaitu adat, kebiasaan dan hukum adat.
Puncak Kegiatan Ciburial Festival (Cifest) 2018 telah selesai dilaksanakan pada Minggu, 11 November 2018 bertempat di halaman Balai Desa Ciburial. Puncak Kegiatan Ciburial Festival (Cifest) 2018 merupakan acara penutupan dari rangkaian acara Ciburial Festival (Cifest) 2018 yang telah dilaksanakan sejak awal Agustus 2018.
Rangkaian Acara Ciburial Festival (Cifest) 2018 akan ditutup dengan kegiatan Tabligh Akbar bersama Ki Dalang H. Asep Truna, pada Minggu, 11 November 2018 di Kompleks Balai Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kegiatan Ciburial Festival (Cifest) 2018 yang dimulai sejak 17 Agustus 2018 sendiri terdiri dari berbagai kegiatan, baik Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) dan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), sebagai berikut: