Tim Pemantau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri) diterjunkan ke desa dalam rangka mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan pemerintahan Desa yang akan menjadi rujukan penyempurnaan kebijakan dalam upaya peningkatan tata kelola pemerintahan Desa, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemasyarakatan. Dalam Kesempatan ini, tim dari Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri melakukan kunjungan di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung pada tanggal 26-27 Januari 2022. Sejak Pandemi Covid-19 tahun 2020 Desa Ciburial terus melakukan upaya validasi data KPM penerima bantuan sosial (bansos) yang dikucurkan untuk penanganan dampak Pandemi Covid-19. Kepala Desa Ciburial, Asep Rahmat, menceritakan inovasi Pemerintah Desa Ciburial dalam menggunakan aplikasi ‘Masagi Bansos’ untuk mengatasi permasalahan ‘data penerima bansos yang kacau balau’. “Kami melakukan pengecekan data melalui aplikasi ‘Masagi Bansos’ Maju Sauyunan dan Giat Bansos. Hal ini dilakukan untuk mempermudah aparat Desa mengecek KPM karena ada banyak bansos yang diberikan ke warga sehingga data penerimanya harus dicek dan divalidasi. Jadi ini untuk memudahkan Pemerintah Desa supaya pelaksanaan bansos tepat sasaran,” jelas Asep Rahmat, kepada Ketua Tim Pemantau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Tri Rustiana Harahap (Analis Kebijakan Ahli Madya) didampingi Fitriani (Analis Kebijakan Ahli Muda) dan Bambang Sasongko (Perencana Ahli Muda). “Kami mengapresiasi langkah Kades Ciburial untuk mengoptimalkan pelaksanaan bansos supaya tepat sasaran. Hal ini bagus dan seharusnya dilakukan stakeholder desa di bawah komoando Pak Kades sehingga persoalan data dapat diselesaikan di tingkat desa karena memang yang mengetahui kondisi warga desa adalah masyarakat desa sendiri,” kata Tri Rustiana Harahap. Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung terletak di kawasan perbatasan antara tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Kawasan strategis tersebut menjadikan Desa Ciburial banyak dikunjungi masyarakat sekitar maupun luar kota untuk menikmati keindahan alam di Desa Ciburial. Desa Ciburial dengan karakteristik pegunungan sebagai penghasil sayuran ini […]
Tagar: kunjungan
Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI turut serta menghadiri acara Wisuda Desa Sejahtera Mandiri (DSM) di Desa Ciburial, Kamis (12 Juli 2018). Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI terdiri dari delapan Anggota Komisi VIII DPR RI dan dipimpin langsung oleh TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. (Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI).
Tim monitoring dan evaluasi (monev) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Bandung dan Cocacola Foundation berkunjung ke Perpustakaan Desa Ciburial. Kunjungan dipimpin langsung oleh Kepala Dispusip Kab. Bandung, ibu Tri Heru Ssetiati, Jumat, 9 Februari 2018.
Sebanyak 200-an peserta Orientasi Lapangan Desa se-Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkujung ke Desa Ciburial. Kunjungan orientasi lapangan tersebut tiba di Balai Desa Ciburial, pada Rabu, 11 Mei 2016, pukul 9.30 waktu setempat. Rombongan orientasi lapangan dipimpin langsung oleh Bupati Bangka, Ir. H. Tarmizi H. Saat, MM., jajaran DPC Apdesi Kab. Bangka, beserta jajaran SKPD Kab. Bangka.
Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Lombok Utara melakukan kunjungan studi di Desa Ciburial pada Sabtu, 3 Oktober 2015. Rombongan studi dari Kab. Lombok Utara tersebut tediri dari 33 Kepala Desa, Kabid Pemdes, Staf Ahli Bidang SDM, Inspektorat Sekda Kab. Lombok Utara, keterwakilan Sekcam dan Kepala BPM,PPKB Pemdes Lombok Utara. Kunjungan studi yang difokuskan terhadap Tata Kelola Keuangan Desa tersebut berlangsung menarik dan interaktif. Ketua Rombongan studi, yang merupakan Kepala BPM PPKB Pemdes Lombok Utara, Drs. H. Jayadi N., menyampaikan dalam sambutannya, kami bermaksud untuk sharing pembelajaran, khususnya mengenai tata kelola keuangan desa. “Kepala Desa se-Kabupaten Lombok Utara ini berjumlah 33 orang, sebelumnya telah melaksanakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa sebagai implementasi UU 6/2014 di di Hotel Travelles Jakarta selama 3 hari. Pada hari ini kami berkunjung ke Desa Ciburial yang telah banyak meraih prestasi untuk sharing pembelajaran,” ujar Jayadi. Kepala Urusan Keuangan Desa Ciburial, Ayi Sumarna, menjelaskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Ciburial Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 1.352.916.100,- untuk Belanja Desa yaitu Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp. 631.098.320,,-Bidang Pembangunan Desa Rp. 291.554.980,- Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Rp. 108.000.000,- Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp. 124.220.000,- Bidang Tak Terduga Rp. 0,- Dana Desa Rp. 198.042.800,- Jumlah Belanja Rp. 1.352.916.100,- Surplus/Defisit Rp. 0 Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKAD ) Lombok Utara Jauhari terkesima mendengar keberhasilan dari Desa Ciburial, terutama dalam menggalang wadaya masyarakat sangat besar. Tercatat lebih dari Rp.4 miliar dana swadaya masyarakat pada semester I 2015 di Desa Ciburial. Mengenai status kepegawaian Sekeretaris Desa, Jauhari berharap agar Kepala Desa se Lombok Utara bisa mengangkat sendiri sekretaris desanya yang bukan PNS seperti yang di temui di Desa Ciburial dan disetujui oleh Pemerintah Daerah mumpung pak Kepala Badan, Staf ahli bidang SMD dan Inspektorat, juga ikut, sehingga desa kami bisa berjalan sesuai amanat Undang-Undang Desa. ***
Desa biru “Smurf” di Spanyol menjadi incaran para turis. Sebuah perdesaan tradisional khas Spanyol sengaja dicat biru dalam rangka peluncuran film The Smurf. Smurf adalah serial komik karangan Peyo, seorang penulis asal Belgia. Tokoh Smurf merupakan makhluk berkulit biru dan berukuran kecil yang membentuk sebuah koloni. Seperti dikutip dari Dailymail, warga yang tinggal di kawasan tersebut sampai harus membuat referendum apakah mereka akan membiarkan bangunan-bangunan di desa tersebut tetap biru atau tidak. Hal ini mengingat kawasan itu telah menjadi daya tarik bagi wisatawan. Produser film The Smurf memilih kawasan itu, yaitu sebuah desa kecil Juzcar, sebagai bahan promosi film The Smurf dengan cara mengecat setiap bangunan di desa itu menjadi berwarna biru. Bahkan, gereja di desa itu pun dicat warna biru. Sudah banyak wisatawan yang berkunjung ke desa biru itu sebagai akibat promosi film The Smurf. Pemerintah setempat bahkan sampai memerlukan tambahan polisi untuk mengontrol lalu lintas. Sebuah festival Smurf sempat diadakan di desa itu dan berhasil menarik minat orang untuk melihat festival. Saat festival, para penduduk setempat sampai-sampai berbusana ala Smurf dan rela berpose untuk berfoto dengan wisatawan. Setelah didesak oleh warganya, Wali Kota David Fernandez akhirnya mengumumkan bahwa referendum akan dikeluarkan pada akhir tahun ini untuk menentukan apakah desa tersebut tetap dibiarkan biru. “Orang-orang mulai memanggilku Papa Smurf,” kelakarnya. Desa tersebut sebenarnya desa tradisional yang sudah ada sejak masa lampau, bahkan diperkirakan sudah ada sejak sebelum tahun 711. Awalnya desa tersebut memiliki bangunan-bangunan yang berwarna putih. Diperlukan lebih dari 3.700 liter cat untuk merubah Juzcar menjadi sebuah tempat bernuansa Smurf. Pihak produser film The Smurf sebelumnya berjanji akan mengembalikan bangunan-bangunan tersebut menjadi putih seperti sediakala seusai pesta peluncuran film di bulan Juli. Namun, sepertinya mereka tidak perlu menepati janji itu. Sumber: Kompas