Citizen centric merupakan sebuah pendekatan dalam hal perancangan sebuah layanan berdasarkan sudut pandang dari pengguna atau masyarakat dari pada berdasarkan pada sudut pandang pemerintahan (Venugopal, 2008).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan menggunakan pendekatan citizen centric untuk membangun Kabupaten Bandung sebagai smart city. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Ir. Sofian Nataprawira, MP saat membuka Sosialisasi Pelaksanaan Smart City di Bale Sawala Soreang, Selasa (5 Juni 2018).
“Citizen centric adalah pendekatan dalam hal perancangan sebuah layanan berdasarkan sudut pandang pengguna atau masyarakat. Jadi nantinya akan ada interaksi yang dinamis dan erat antara warga dengan pemerintah,” jelas Sekda.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Sofian Nataprawira berharap semua Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Pemkab Bandung bisa menangkap peluang di era digitalisasi yang saat ini terus mengalami perkembangan.
Menurut Sofian, kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bermanfaat dalam penataan kota dan berbagai pelayanan publik. Bila hal tersebut bisa terealisasi dan dipetakan bukan tidak mungkin Kabupaten Bandung ini bisa menjadi salah satu Smart City.
“Menjadikan Kabupaten Bandung sebagai smart city memang tidak mudah karena akan merubah pola dan gaya hidup. Tapi ya pemerintah harus mau berubah karena smart city konsep pembangunan yang pintar, cepat, inovatif,” ujar Sofian.
Sofian juga mengajak kepada seluruh Perangkat Daerah (PD) dan stakeholder untuk sama-sama mewujudkan keberhasilan smart city dengan semangat Sabilulungan. Begitupun saat Kabupaten Bandung mampu meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
“Mari kita wujudkan smart city dalam semangat 1000 kampung digital agar masyarakat di Kabupaten Bandung maju, mandiri, dan berdaya saing. Juga dari tata kelola pemerintahan lebih baik dengan menggunakan teknologi informasi,” ajak Sofian. ***