Di musim hujan ini, hujan turun hampir setiap hari. Bahkan di beberapa wilayah curah hujan terjadi dengan intensitas lebat dan menyebabkan banyak hal seperti rumah bocor, pohon tumbang, serta banjir. Saat musim hujan, lingkungan menjadi lebih rentan. Pada musim hujan lingkungan mudah kotor dibandingkan saat musim kemarau. Ini disebabkan karena kelembaban udara yang tinggi sehingga membuat sampah-sampah jadi mudah membusuk dan akhirnya menjadi sarang kuman. Jika hujan sangat deras, biasanya akan membawa sampah dari berbagai tempat, dan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Dengan kondisi tersebut, perlu kesadaran bersama untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim hujan ini. Lingkungan sekitar adalah bagian penting dari kehidupan kita. Lalu, hal-hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan pada musim hujan? Berikut ini ada beberapa hal yang penting dilakukan untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan di saat musim hujan: Mulai dari sekitar rumah tinggal Benahi semua genteng atau atap rumah yang bocor Jika ada genteng atau atap rumah yang bocor segeralah untuk memperbaikinya, baik oleh sendiri maupun meminta bantuan jasa tukang. Jika perlu, cek semua genteng rumah untuk mencegah kebocoran. Hal ini sangat penting agar rumah tidak tergenang air dan menimbulkan kesusakan rumah yang lebih luas. Pastikan saluran talang air lancar Di musim penghujan seperti ini pastikan saluran air tidak ada yang tersumbat oleh kotoran ataupun sampah. Hal ini untuk mencegah adanya genangan air. Hindari genangan air di sekitar rumah Hal lain yang harus mendapat perhatian adalah dengan mengecek lingkungan sekitar seperti, taman, tempat penampungan air, bagian belakang rumah dan lain sebagainya. Pastikan lingkungan sekitar rumah tidak terdapat genangan air. Jangan lupa untuk menguras bak mandi serta mengubur kaleng-kaleng bekas. Hal ini sebagai bentuk antisipasi, karena genangan air bisa menjadi rumah bagi jentik-jentik nyamuk dan menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah. Buang sampah pada tempatnya Musim hujan seperti ini selain membawa air yang banyak […]
Tagar: lingkungan
Kader Sabilulungan Bersih Pejuang Kebersihan (Saber Puber) Desa Ciburial mengadakan Riungan ke-5 Sekolah Lapangan dengan materi analisis 5 modal. Riungan Sekolah Lapangan kali ini dilaksanakan pada Jumat, 23 Agustus 2019 di Bale RW 04 Sekebuluh Desa Ciburial. Riungan ke-5 Sekolah Lapangan Saber Puber kali ini sangat berbobot karena selain dihadiri oleh Kader Saber juga dihadiri oleh utusan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, yaitu Bapak Akun Supian dan Pak Irman. Juga turut hadir perwakilan dari unsur lembaga Desa Ciburial, meliputi dari Pemerintah Desa (Pemdes), BPD, LPMD, PKK, Karang Taruna, Pengurus RW dan RT, serta tokoh masyarakat. Pada Riungan ke-5 ini suasana tercipta harmonis dan sinergis. Semua pihak yang hadir diajak untuk memahami bersama tentang keberadaan Program Kampung Sabilulungan Bersih (Saber) itu sendiri. Melalui riungan atau pertemuan ini diharapkan ada kebijakan dan tindakan untuk mendukung kesuksesan berbagai kegiatan dalam Program Kampung Saber. Perlahan namun pasti keberadaan Saber Puber Ciburial ini akan menjadi magnet yang terus mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dalam Program Kampung Saber ini. Disini masyarakat bukan lagi sebagai objek di lingkungan tetapi menjadi subjek atau sebagai pelaku utama dalam pelestarian lingkungan. Kami akan terus memperbaiki birokrasi untuk memperluas jaringan swadaya masyarakat untuk menciptakan Ciburial yang ramah lingkungan. Menuju Desaku Resik, Wargaku Cerdik, Hidupku Asyik. ***
Kerusakan lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim adalah isu global yang hingga saat ini ramai diperbincangkan. Untuk memberikan pemahaman apa yang sudah terjadi di alam dan mengingatkan kembali akan kelangsungan masa depan bumi, sebuah pameran teknologi bertemakan lingkungan digelar oleh ?Centre Culturel Français (CCF) di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro. Sebanyak 12 alat peraga didatangkan langsung dari salah pusat ilmu pengetahuan CCSTI d’Orléans. Pameran bertajuk “La Terre Entre Nos Mains” yang berarti Bumi Ada Dalam Genggaman Kita ini adalah sebuah pameran science yang mengacu pada masa depan kelangsungan hidup manusia di bumi ini tergantung pada manusia itu sendiri, bagaimana perilaku kita sebagai manusia untuk menjaga sisa-sisa kehidupan di bumi agar kerusakannya tidak semakin parah. Ke-12 alat peraga yang ditampilkan terbagi menjadu dua bagian, yakni panel dan display interaktif yang bertujuan untuk menarik para pengunjung khususnya anak-anak. Jadi pada pameran ini bukan hanya bisa memainkan atau melihat alat-alat peraga saja, tapi kita juga bisa mendapat ilmu tentang alam dan apa saja yang dihasilkan oleh alam. Pemandu Pameran La Terre Entre Nos Mains, Maya Kartika mengatakan, pameran ini memang mengacu pada lingkungan yang ada di bumi, tetapi juga mengangkat perekonomian karena untuk bertahan hidup di bumi, manusia membutuhkan perekonomian yang dihasilkan dari alam. “Pameran ini bukan hanya mengarah pada lingkungan, tetapi juga perekonomian. Karena untuk bertahan hidup manusia membutuhkan perekonomian yang dihasilkan dari alam, tetapi di sini diarahkan bagaimana kedua komponen antara alam dan perekonomian harus seimbang,” katanya kepada detikbandung. Pameran yang baru saja digelar, Senin (3/10/2011) hingga Rabu (19/10/2011) mendatang ini ditujukan untuk semua kalangan, namun ditekankan untuk anak muda remaja hingga mahasiswa. Beberapa alat peraga yang ada di sana cukup menarik, sepertio Human and Rice yang menampilkan beberapa beras serta kandungan dan fungsinya bagi tubuh manusia, Fuel Cell yakni peraga yang menunjukkan bahwa molekul air pun mampu menghasilkan listrik, dan Telemedicine untuk […]
Aliran air Sungai Citarum yang menjadi sumber pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling hingga saat ini kualitasnya semakin menurun. Bahkan, kandungan gas ammonium dari air sungai yang tercemar itu telah berdampak pada kerusakan komponen dan peralatan pengoperasian PLTA Saguling. “Ini satu problematika berat yang dialami Saguling. Efeknya ada dan gas ini dapat menyebabkan korosi. Logam yang dicelup air tercemar tersebut akan mempengaruhi usia dari peralatan,” ungkap Direktur Produksi PT Indonesia Power Mustiko Bawono, seusai acara Ulang Tahun ke-16 PT Indonesia Power, di PLTA Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Senin (3/10). Adapun dengan mengaplikasi desain koefisien keamanan logam yang cukup tinggi sejak awal, ia menambahkan, dampak yang ditimbulkan belum mencapai kondisi yang mengkhawatirkan. Akan tetapi, kerusakan itu sedikitnya akan berpengaruh pada percepatan berkurangnya usia peralatan operasional PLTA yang mulai dibangun sejak 1986 itu. Pencemaran air sungai yang dihasilkan dari industri ataupun permukiman yang ada di Bandung Raya itu terindikasi dengan bau gas yang menyengat di kawasan PLTA Saguling. Meski begitu, pihaknya mengaku sudah berusaha berkoordinasi dengan pemda terkait dan masyarakat sekitar untuk sadar menjaga kuaitas air Sungai Citarum. Sementara itu, pada musim kemarau ini kondisi debit air Waduk Saguling juga semakin berkurang. Ketinggian air waduk saat ini mencapai 631 meter di atas permukaan laut (mdpl). “Ketinggian saat ini berada di antara ketinggian normal waduk, sekitar 643 meter di atas muka air laut, dan ketinggian minimal 623 meter,” ujarnya. Hal itu berdampak pula pada penurunan debit air. Pada kondisi normal, debit air Waduk Saguling yang mampu tersedia sebanyak 126 meter kubik per detik, saat ini hanya tersedia kurang dari 30 meter kubik per detik. “Pengertian kritis itu kalau permukaan air di bawah minimum water level yang diijinkan untuk beroperasi. Tetapi saat ini kami masih bisa mengoperasikan dengan melakukan pola operasi untuk mendukung beban puncak saja. Sementara ini kami masih bisa menjaga pasokan […]
Deklarasi Bandung yang dihasilkan dari Tunza International Children and Youth Conference 2011 mendesak agar pembangunan di belahan bumi harus berwawasan lingkungan dan ramah lingkungan. Hal ini dilatarbelakangi keadaan bumi yang sudah sangat mengkhawatirkan dan meminta perubahan ke arah lebih baik. Hal itu merupakan gagasan yang dituangkan dalam “Bandung Declaration” yang dibacakan di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (1/10) sebagai pernyataan sikap generasi muda terhadap kelestarian lingkungan. Para peserta yang rata-rata berusia remaja itu menyuarakan dan berharap kepada para pemimpin di seluruh dunia agar membuat kebijakan Green Economy demi kelangsungan hidup manusia. Deklarasi sikap kepedulian lingkungan itu merupakan hasil kesepakatan dari para peserta konferensi selama mereka mengikuti perhelatan internasional tentang lingkungan hidup di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Instritut Teknologi Bandung (ITB), yang dimulai sejak Selasa hingga Jumat, (27-30/9). Setelah melalui perdebatan panjang selama mengikuti konferensi, para delegasi dari berbagai negara itu memutuskan lima poin rekomendasi yang akan disampaikan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi yang akan digelar di Brazil, tepatnya di Rio de Janeiro yang dikenal Rio+20 pada tahun depan. Deklarasi itu dibacakan oleh Gracia Paramitha (Indonesia) dan Jamali (Bermuda). Kelima rekomendasi tersebut yakni, pertama, melobi pemerintah masing-masing untuk menjadikan KTT Bumi Rio +20 sebagai prioritas utama. Kedua, menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan mengurangi sampah lingkungan. Ketiga, mendidik masyarakat di masing-masing negara serta meningkatkan kesadaran mereka akan produksi dan konsumsi berkelanjutan. Keempat, mendukung usaha para ilmuwan dan wirausahawan muda yang ditujukan untuk mencari pemecahan-pemecahan baru menuju ekonomi berwawasan lingkungan. Dan kelima, memberi sumbangsih terhadap pembahasan-pembahasan di tingkat nasional, regional, dan global tentang pembangunan berkelanjutan. Dalam kegiatan penutupan Tunza International Children and Youth Conference 2011, dihadiri Menteri Lingkungan Hidup RI, Gusti M. Hatta, Perwakilan United Nation Environment Programme (UNEP) Theodore Oben, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, Kepala BPLHD Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, dan beberapa pejabat lainnya. […]
Sebanyak 120 mahasiswa Fakultas Hukum Uninus (Universitas Islam Nusantara) Bandung, melakukan penyuluhan hukum di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Penyuluhan dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini akan berlangsung selama 4 hari mulai 18 s.d. 22 Juli 2011 di Desa Mandalamekar, Desa Cikadut, Desa Mekarsaluyu dan Desa Cimenyan. “Penyuluhan hukum ini saya harapkan bisa memberikan wawasan kepada masyarakat tentang persoalan hukum, paling tidak mereka akan mengerti mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara didepan hokum,” ungkap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH, S.Ip ketika menerima rombongan mahasiswa UNINUS di seputar objek wisata Caringin Tilu Kecamatan Cimenyan, Senin (18 Juli 2011). Dadang M. Naser mengakui, persoalan yang dihadapi masyarakat dan Pemerintah Daerah, khusunya di wilayah Kecamatan Cimenyan dewasa ini menyangkut lingkungan hidup dan pertanahan. Hal ini menurutnya sebagai dampak masuknya Kecamatan Cimenyan dalam KBU (Kawasan Bandung Utara) yang diatur dalam Perda No. 1/2008. “Karena panorama Cimenyan ini sangat indah, sekarang banyak tempat-tempat peristirahatan dibangun diseputar Cimenyan,” ucapnya pula. Dibangunnya tempat peristirahatan, menurut Dadang M. Naser berdampak terhadap persoalan lingkungan hidup di daerah sekitar Kecamatan Cimenyan. “Agar tidak menjadi persoalan hukum di kemudian hari, kita akan kendalikan secara ketat pembangunan fisik di daerah Cimenyan,” tegasnya pula. Banyaknya wisatawan yang datang ke Cimenyan khususnya pada hari libur diakui pula Camat Cimenyan Dede Sutardi, SH. “Khususnya di lokasi Caringin Tilu, para pengunjung bisa dengan leluasa memandang Kota Bandung dari puncak bukit. Apalagi bila dilihat pada malam hari, pemandangannya sangat indah,” kata Dede Sutardi. Untuk menghijaukan kembali bukit-bukit di Cimenyan, Dede Sutardi mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menanam berbagai jenis pohon di lingkungan perumahannya masing-masing. “Agar ada nilai ekonomisnya, saya imbau masyarakat untuk menanam pohon durian, karena iklimnya sangat mendukung,” ucap Dede Sutardi. Penyuluhan hukum mahasiswa Uninus di Cimenyan, menurut Ketua Panitia KKL Heri T. Noor meliputi persoalan trafficking, otonomi daerah, hukum pertanahan, KDRT (Kekerasan […]
Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda mengajak anggota karang taruna Kota Bandung untuk ikut serta dalam kegiatan lingkungan hidup di Kota Bandung. Hal tersebut dikatakannya pada saat pembukaan Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) Kota Bandung 2010 di lapang kasta Jalan AH Nasution Kecamatan Cibiru, Sabtu (30/10).