Masa Kampanye Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Ciburial 2013 telah selesai. Kegiatan kampanye yang dimulai pada tanggal 26 Mei 2013 telah berakhir pada 11 Juni 2013. Acara penutupan masa kampanye Pilkades Ciburial 2013 berlangsung di Balai Desa Ciburial, Selasa 11 Juni 2013. Kegiatan Penutupan masa Kampanye Pilkades Ciburial dihadiri oleh semua Calon Kepala Desa Ciburial 2013-2019, Panitia Pilkades, BPD Ciburial, Panitia Pengawas, Unsur Pemerintah Desa, Unsur Kapolsek Cimenyan, dan unsur masyarakat Desa Ciburial. Acara penutupan masa kampanye tersebut dimulai pukul 12.30 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB. Pada kegiatan penutupan kampanye tersebut, semua Calon Kepala Desa Ciburial diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan kegiatan kampanyenya masing-masing. Selain presentasi hasil kampanye semua calon juga diberi kesempatan untuk melakukan orasi untuk yang terakhir kalinya di depan hadirin pada acara penutupan kampanye tersebut. Setelah masa kampanye berakhir, maka tahapan Pilkades Ciburial berikutnya adalah masa tenang. Semua alat peraga kampanye Pilkades Ciburial 2013 sudah harus mulai dibersihkan. Terutama di sekitar lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), semua alat peraga kampanye Calon Kepala Desa Ciburial 2013-2019 sudah dibersihkan. Pada acara penutupan Kampanye Pilkades Ciburial 2013, intinya, semua Calon Kepala Desa Ciburial Periode 2013-2019 sudah siap untuk membangun Desa Ciburial lebih maju lagi. Pelaksanaan pemungutan suara Pilkades Ciburial 2013 akan dilaksanakan pada hari Minggu (16 Juni 2013) di 20 titik TPS yang tersebar di seluruh wilayah Desa Ciburial. [AS]
Tagar: kampanye
Dari 26 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat, 23 diantaranya telah menciptakan motif batik khas daerahnya masing-masing. Namun ada 3 kabupaten dan kota yang hingga saat ini belum punya batik khas sendiri, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dituturkan Ketua Yayasan Batik Jawa Barat Shendy Yusuf, ketiga kabupaten dan kota tersebut sebetulnya telah memiliki motif khas, namun mereka memproduksinya dengan printing sehingga dinilai bukan batik. “Yang disebut batik itu adalah teknik pewarnaan dimana pelintang warnanya adalah lilin atau malam. Dari 26 kabupaten dan kota di Jabar sudah 23 yang sudah mempunyai batik khasnya. Tiga sisanya sebenarnya sudah ada motif khasnya, tapi produksinya printing jadi tidak bisa disebut batik,” ujar Shendy dalam acara Kampanye Cinta Batik di area CFD Dago, Minggu (2/10/2011). Shendy mengungkap, pada tahun 2008 lalu, baru ada 10 kabupaten dan kota yang sudah memiliki batik khasnya. Namun kini hanya tinggal 3 lagi yang belum memproduksinya. Shendy menuturkan, perkembangan batik di Jabar sangat berkembang pesat. “Sekarang pengrajin batik di Jabar ada sekitar 6.000 serta ada ratusan pengusaha yang terus melakukan regenerasi untuk tetap mempertahankan batik,” katanya.*** Sumber : Detik Bandung