Di Mobil Internet Keliling itu ada sebanyak enam unit laptop berwarna hitam diletakkan rapi di bagian belakang mobil. Semua lipatan laptop terbuka sejajar dan siap digunakan. Bagian belakang kanan dan kiri mobil pun dibuka. Di sebelah kanan terdiri yang berisi enam unit laptop yang sejajar tadi dan sebelah kiri digunakan operator untuk pengawasan.
Tidak hanya berisikan laptop, belakang Mobil Internet Keliling ini juga membawa satu unit komputer, satu printer, satu televisi, satu DVD player, speaker aktif, dan satelit. Semua bisa digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat, khususnya di daerah yang tidak ada jaringan internetnya.
Setiap hari, mobil internet keliling ini akan berkeliling ke sudut-sudut terpencil di wilayah Kabupaten Bandung. Mobil ini akan standby selama minimal delapan jam per hari, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin belajar internet. Hal ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2012 ini.
Akan tetapi, untuk dapat memanfaatkan layanan mobil internet ini tidak gratis. Masyarakat akan diminta sebesar seribu rupiah untuk dapat mengakses internet selama satu jam. Dengan biaya tersebut, mereka bebas menjelajahi dunia maya, terutama untuk mengakses situs-situs lokal.
“Ada beberapa situs yang sengaja diblok karena tidak mendidik dan berpengaruh negatif. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kalau anaknya menjelajah dunia maya di mobil ini,” kata Operator Mobil Internet, Yadi Wadia, di Hotel Antik, Soreang, Rabu (24 Oktober 2012).
Pria berusia 23 tahun ini mengatakan, setiap hari dia menjadwal setiap kecamatan, dan per RT. Biasanya mobil internet ini mulai berada di lokasi (sesuai jadwal) pada pukul 09.00 sampai delapan jam setelahnya. Namun kalau sedang ramai, mobil ini bisa lebih dari jumlah jam yang telah ditentukan.
“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat untuk menggunakan internet memang banyak. Para petani bisa mencari ilmu tenang bercocok tanam. Ini khusus di permukiman penduduk. Tapi banyak juga yang buka sosial media seperti Facebook,” kata pria asal Arjasari ini sambil tersenyum.
Kepala Badan Arsip Perpustakaan dan Pengembangan Sistem Informasi (BAPAPSI) Kabupaten Bandung, Diar Irwana, mengatakan, ada 3 unit mobil internet dari Kementerian Komunikasi dan Informasi yang dioperasionalkan di wilayah Kabupaten Bandung sejak awal tahun 2012 ini. Belum ditentukan, sampai berapa lama mobil internet tersebut dioperasikan.
“Orientasi kami pengembangan hotspot, untuk mensinergikan perpustakaan dan informasi. Ini untuk masyarakat, yang memang belum mendapat sambungan internet. Ada 4 kecamatan, yaitu Kertasari, Rancabali, Pacet, dan Pasir Jambu,” ujarnya.
Pihaknya juga akan memasang hotspot gratis di 5 titik di Kabupaten Bandung, yaitu di Margaasih, Soreang, dan 3 titik sisanya di kawasan Bandung Timur, yang kurang tersambung dengan internet. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketimpangan informasi dan mengembangkan minat baca di kalangan masyarakat.
Bupati Bandung, Dadang Naser, mengatakan, adanya mobil keliling pelayanan internet ini bisa melakukan pemerataan penggunaan internet di kalangan masyarakat. Selama ini internet hanya ada di daerah perkotaan.
“Kami ingin Kabupaten Bandung menjadi kabupaten digital. Makanya harus kerja sama dengan Telkom atau perusahaan lainnya. Jadi sistem online dan computerizing di desa-desa. Tahun ini disiapkan emapt miliar rupiah untuk belanja perangkat lunak dan keras,” ujarnya.
Anggaran tersebut diberikan kepada setiap desa sebesar 7 juta rupiah, agar koneksi internet antardesa bisa diwujudkan. Tahun depan, infrastruktur sambungan internet akan disempurnakan, untuk menuju kabupaten digital.
“Yang penting masyarakat jangan gagap teknologi. Kalau saya tidak apa-apa. Ini perangkat sudah tersedia. Tapi tinggal inovasi dan sumber daya manusianya. Juga harus dilakukan sosialisasi terus-menerus. Nah, pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia juga penting,” katanya. [TN]