Di Komunitas Hong bermain bukan hanya perkara kebersamaan. Mengenal dan mengerti makna setiap permainan adalah wajib hukumnya. Alam menjadi teman dan kreativitas pun menjadi tujuan. Tak mudah melestarikan yang sudah ada. Selain soal pendanaan ada kendala yang tak kalah rumit, sebab tak sedikit pula anak yang pergi setelah terlibat beberapa waktu di Komunita Hong. Biasanya semakin dewasa usia kian kuat pula keinginan si anak untuk meninggalkan permainan tradisional. Itulah sebabanya anggota Komunitas Hong tak pernah jenuh mengajak warga untuk memainkan lagi berbagai permainan tradisional. Terkadang Komunitas Hong mendatangi berbagai lokasi keramaian, demi sekadar mengenalkan kembali aneka permainan masa silam. Komunitas Hong percaya hanya dengan cara itulah permainan tradisional akan kembali dikenal dan tak akan punah. Komunitas Hong tak ingin keriangan dan kebersamaan khas anak-anak harus tergantikan dengan perkelahian dan persaingan di balik monitor warung-warung game online atau internet. ***
Ketegori: Video
Zaman memang telah menelan permainan tradisional. Tapi Zaini Alif tak mau kompromi. Dari Bandung, Jawa Barat lelaki ini melepaskan keresahananya. Zaini ingin kembali menghidupkan berbagai permainan tradisional Indonesia. Berbagai penelitian dan riset pun dilakukan, mencoba mengurai satu demi satu bentuk mainan atau permainan. Hasilnya, zaini mendapatkan 250 jenis permainan anak-anak, itu pun baru sebatas daerah Jawa Barat. Sedangkan dari Sabang sampai Merauke, Zaini mengumpulkan sekitar 800 jenis permainan. Hong adalah salah satu diantara ratusan permainan yang ditemukan Zaini. Kata Hong diambil dari teriakan anak-anak saat bermain petak umpet yang berarti ketemu kembali. Itulah yang belakangan disematkan menjadi nama komunitas permainan anak-anak yang Zaini bentuk sejak 2005. Upaya Zaini tak sia-sia, banyak anak yang senang. Orang tua tak lagi khawatir anak mereka terjebak dalam aksi individual permainan online dan gadget mutakhir. Saat ini, ada sekitar 50 anak yang bermain di Komunitas Hong. Bukan hanya bermain, mereka juga berusaha melestarikan kembali sesuatu yang nyaris punah di negeri ini. *** Bersambung ke Bagian 3.
Kemana perginya mainanku … Mobil-mobilan dari kulit jeruk … Kuda-kudaan dari pelepah pisang .. Entah kemana perginya …. Kegelisahan Iwan Fals dalam tembang berjudul Lagu Enam di atas adalah kerisauan banyak orang. Kegalauan yang muncul lantaran potret masa kecil mereka tidak lagi mudah dijumpai pada masa sekarang. Kini sulit menemukan permainan atau tempat bermain anak-anak. Terlebih di kota-kota besar, sebab taman kota atau tanah lapang telah berubah fungsi atas nama pembangunan. Anak-anak saat ini telah terbiasa asyik sendiri. Kebersamaan yang lahir begitu semu, sebab keriangan dan segala jenis keceriaan khas para bocah telah tersekat layar-layar monitor dalam permainan online. Jangan bermimpi melihat mereka larut dalam permainan tradisional. Jangan takjub pula menyaksikan mereka kuat berjam-jam duduk di warung internet atau kedai playstation yang menjamur di berbagi pusat pertokoan dan perumahan. Bagi Komunitas Sahabat Kota, ketekunan anak dalam dunia online amat beresiko kejiwaan. Tak sedikit yang depresi lantaran tak adanya tempat bermain yang aman dan nyaman.  *** Bersambung ke bagian 2 .
Penyebab terjadinya lahan kritis adalah banyaknya lahan yang difungsikan sebagai areal pertanian sayuran, dan lahan tidur yang tidak dimanfaatkan pemiliknya. Lahan yang dibiarkan tidak terurus dimiliki warga dari luar wilayah Desa Ciburial. Untungnya, lahan-lahan tersebut bukan berada di daerah rawan bencana, sehingga tidak sampai mengancam keselamatan manusia. Sementara itu, 300 bibit pohon ditanam pada lahan kritis yang ada di Desa Ciburial, Minggu 22 Januari 2012. Penanaman bibit pohon dilakukan Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH) dan Tiger Association Bandung (TAB) pada lahan seluas 1 hektare. Untuk meminimalisasi pencemaran udara, kelompok pengendara sepeda motor ini menyelenggarakan kegiatan penanaman bibit pohon yang dikemas dalam kegiataan yang bertajuk “Green Revolution”. Salah satu caranya dengan memperbanyak pohon. Bibit pohon ditanam di sela-sela areal sayuran bawang daun seluas 1 hektare milik petani. Sayangilah Lingkungan Sekitar kita, Biar Lingkungan juga sayang sama kita.
Desa Ciburial adalah desa di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Desa Ciburial adalah: 599,612 Ha, dengan jumlah penduduk (pada tahun 2010) sebanyak 11.784 jiwa. Desa Ciburial merupakan desa yang berada di ujung utara Kabupaten Bandung dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kotamadya Bandung. Desa Ciburial terdiri dari 3 Dusun, 12 RW, dan 48 RT (pada tahun 2010). Semboyan atau slogan Desa Ciburial adalah: MANDIRI (Makmur, Aman, Disiplin, dan Religius). Nama lain dari Desa Ciburial adalah: Ciburial Indah; Dago Atas; Dago Pakar; Dago Utara, Desa Ciburial Mandiri, Desa Wisata Ciburial; Pakar Dago.