Di lereng utara Kota Bandung, tepatnya di kawasan Pakar dan Dago, berdiri sebuah pembangkit listrik tenaga air yang menjadi saksi sejarah panjang: PLTA Bengkok. Masyarakat zaman Belanda mengenalnya sebagai Waterkrachtwerk Pakar aan de Tjikapoendoengnabij, atau “Pembangkit Tenaga Air Pakar di dekat Sungai Cikapundung”.
Awal Mula: Dari Pakar ke Bengkok
Pembangkit ini dibangun pada era kolonial awal 1920-an, ketika kebutuhan listrik di Bandung meningkat pesat. Operator awalnya adalah Bandoengsche Electriciteits Maatschappij (BEM), sebelum diambil alih oleh Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO). Lokasi Bengkok dipilih karena kondisi alamnya ideal: Sungai Cikapundung memiliki debit air stabil dan jatuhan tinggi (head) yang cukup untuk memutar turbin.
Air dari hulu diarahkan melalui saluran terbuka dan pipa tekan (penstock) menuju rumah pembangkit (powerhouse). Di sinilah turbin air memutar generator, mengubah energi aliran menjadi listrik.
Teknologi Zaman Kolonial yang Masih Bertahan
Berdasarkan arsip Belanda yang tersimpan di Nationaal Archief, pembangkit ini memakai turbin tipe Pelton atau Francis (tergantung modifikasi zamannya). Sistemnya sederhana namun efektif:
- Bendungan kecil menahan dan mengatur debit air.
- Saluran pembawa mengalirkan air menuju bak penenang (forebay).
- Pipa penstock membawa air dengan tekanan tinggi ke turbin.
- Turbin dan generator menghasilkan listrik yang dulu menerangi rumah, kantor, dan pabrik di Bandung.

Menariknya, sebagian besar infrastruktur awalnya dibangun dengan presisi teknik Eropa, menggunakan baja impor dan sistem kendali mekanis. Hingga kini, bangunan dan saluran airnya masih menjadi bagian penting dari sistem PLTA modern di wilayah Bandung utara.
Jejak di Arsip Kolonial
Jejak pembangunan PLTA Bengkok tersimpan rapi di Belanda. Dokumen teknis, gambar rancangan (tekeningen), dan laporan operasional ada di inventaris arsip seperti:
- ANIEM (Algemene Nederlands-Indische Electriciteitsmaatschappij)
- GEBEO
- Koleksi peta dan gambar teknis (Kaarten & Tekeningen)
Bahkan ada kemungkinan ditemukan foto-foto konstruksi awal, denah penstock, hingga desain bangunan pembangkit.
Warisan bagi Generasi Mendatang
PLTA Bengkok bukan sekadar mesin tua di tepi sungai. Ia adalah bukti bagaimana alam dan teknologi bisa berpadu, serta pengingat bahwa listrik di Bandung sudah ada hampir satu abad lalu. Bagi warga Ciburial dan sekitarnya, situs ini adalah bagian dari warisan energi terbarukan yang patut dilestarikan.
Semoga dengan mengetahui sejarah dan teknologinya, kita semakin menghargai peran air Cikapundung — bukan hanya untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga sebagai sumber energi bersih yang mengaliri lampu-lampu di rumah kita. ***