Lima Film Eagle Awards 2010 Tayang Perdana

Lima film dokumenter dari lima finalis Eagle Awards Documentary Competition 2010 saat ini telah sampai ke tahap premiere atau penayangan perdana.

Pemutaran perdana kelima film tersebut diselenggarakan hari ini, Jumat (27/8), bertempat di Auditorium 2 Blitz Megaplex, Pacific Place Mall, Jakarta.


Pemutaran perdana tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Sosial dan beberapa Atase kebudayaan kedutaan negara-negara sahabat, Direktur Pemberitaan Metro TV dan lebih dari 200 penonton.

Film pertama dari kelima film tersebut adalah “Beasiswa Ala Bajo” yang disutradarai oleh Tomy Almijun Kibu dan Rosniawanti Fikri Tahir asal Kendari, Sulawesi Tenggara. Film ini mengisahkan proses pemberian beasiswa ala masyarakay suku Bajo yang dilakukan secara swadaya oleh komunitas Bajo untuk membantu anak-anak suku Bajo agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Film kedua berjudul “Dongeng Ajaib”. Disutradarai oleh Budiyanto dan Elsha Parawira Putri. Film ini mengangkat metodologi dongeng sebagai sarana mencerdaskan bangsa. Muhammad Aryo Farid Zidni (29th) hadir untuk mendongeng dari satu taman baca ke taman baca lainnya secara cuma-cuma untuk mengatakan pada dunia bahwa mendongeng dapat mencerdaskan anak.

Film ketiga yang berjudul “Habibie Dari Selokan Mataram” karya Dendi Pratama dan Danang Cahyo Nugroho asal Sleman, Yogyakarta, mengisahkan seorang bernama M. Toha, pekerja percetakan yang dikenal karena keahliannya di bidang Aeromodeling dan Robotic. Ia dengan komunitasnya, “Seribu Bintang”, menciptakan sebuah pesawat tanpa awak yang memiliki sistem navigasi dan dilengkapi dengan sistem UAV yang biasa digunakan untuk kepentingan riset, survei atau sebagai pesawat mata-mata militer.

Sementara film keempat, “Hong”, mengangkat kearifan lokal dari komunitas Hong, sebuah komunitas yang mengajak anak-anak untuk kembali ke permainan tradisional, kerena permainan tradisional mampu meningkatkan motorik dan kreativitas anak.

Sedangkan film kelima sekaligus terakhir berjudul “Sekolah Master Anak Jalanan” karya Deny Surahman dan Wiguna Satria asal Depok, Jawa Barat. Dalam film ini, diceritakan mengenai sekolah gratis yang didirikan oleh Nurrohim (pengumpul barang bekas untuk anak jalanan dan masyarakat yang kurang mampu.

Sekolah bernama PKBM Yabin yang didirikan sejak 2001 dan terletak di belakang terminal Depok tersebut, hingga kini telah memiliki hampir 1500 murid dari mulai SD, SMP dan SMA serta sejumlah prestasi yang berhasil diraih para murindnya.

Sumber: Media Indonesia, Jumat, 27 Agustus 2010

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.