Lahan di Desa Ciburial Kritis

Lahan kritis di wilayah Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung diperkirakan mencapai 20 persen dari luas lahan keseluruhan sekitar 800 hektare. Penyebab terjadinya lahan kritis adalah banyaknya lahan yang difungsikan sebagai areal pertanian sayuran, dan lahan tidur yang tidak dimanfaatkan pemiliknya.

Kepala Desa Ciburial, Imam Soetanto mengatakan, penggunaan bahan nonorganik pada tanaman sayuran menyebabkan kandungan hara pada tanah terus menurun. Jika tidak diselamatkan dengan cara mengurangi penggunaan bahan kimia seperti pestisida, bisa berdampak fatal karena membuat tanah tidak subur.

“Ada pula lahan kritis akibat ditelantarkan pemiliknya. Karena tidak diurus, ilalang tumbuh subur. Saya berharap lahan-lahan tidur lebih baik dimanfaatkan untuk menanam tanaman keras supaya bermanfaat sebagai penyimpan cadangan air dan akar-akarnya mengikat tanah,” kata Imam Soetanto, Senin 23 Januari 2012.

Diungkapkan, lahan yang dibiarkan tidak terurus dimiliki warga dari luar wilayah Desa Ciburial. Untungnya, lahan-lahan tersebut bukan berada di daerah rawan bencana, sehingga tidak sampai mengancam keselamatan manusia.

Sementara itu, 300 bibit pohon ditanam pada lahan kritis yang ada di Desa Ciburial, Minggu 22 Januari 2012. Penanaman bibit pohon dilakukan Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH) dan Tiger Association Bandung (TAB) pada lahan seluas 1 hektare. FPLH dan TAB dalam gerakan peduli lingkungan ini datang ke daerah sasaran penanaman dengan konvoi 100 kendaraan yang dilepas Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan.

Ketua FPLH, Thio Setiowekti menyatakan, kepedulian dari sekelompok penggemar sepeda motor ini sebagai bentuk kepedulian terhadap perbaikan oksigen. Anggota TAB menyadari asap dari sepeda motor tunggangannya menjadi penyumbang karbondioksida. Untuk meminimalisasi pencemaran udara, kelompok pengendara sepeda motor ini menyelenggarakan kegiatan penanaman bibit pohon yang dikemas dalam kegiataan yang bertajuk “Green Revolution”.

“Kerja sama yang dibangun antara FPLH dengan TAB menjadi bagian penting dalam mengembalikan udara seperti sediakala, paling tidak mengurangi polusi udara. Salah satu caranya dengan memperbanyak pohon. Dinyakini pohon itu sebagai sumber oksigen yang dibutuhkan semua makhluk hidup,” kata Thio Setiowekti di sela-sela acara Green Revolution.

Desa Ciburial dipilih sebagai sasaran kegiatan penanaman pohon, lanjut Thio, karena berada di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan hulu Sungai Cikapundung. Terjadinya perubahan fungsi lahan menjadi areal pertanian sayuran menyebabkan terjadinya run off atau air hujan mengalir di atas permukaan tanah tanpa bisa diikat dalam tanah.

Bibit pohon ditanam di sela-sela areal sayuran bawang daun seluas 1 hektare milik petani. Diharapkan, penanaman bibit pohon seperti gmelina, mahoni, uganda, dan dinar tersebut bisa menjadi pendorong bagi petani untuk memulai memanfaatkan lahan pertanian miliknya dengan tanaman jenis lain.

Mengajak bupati

Kegiatan penanaman serupa juga akan dilaksanakan di sejumlah wilayah lain di kawasan Kabupaten Bandung. Sudah disiapkan sebanyak 2.000 bibit pohon untuk ditanam pada lahan kritis. Rencananya FPLH dan TAB akan mengajak Bupati Bandung, Dadang M. Naser untuk ikut menanam pohon.

“Sekarang kami masih menunggu konfirmasi dari bupati, apakah beliau bersedia atau tidak untuk menanam pohon sambil konvoi kendaraan bermotor. Bupati bisa juga memanfaatkan kegiatan ini sambil meninjau jalanan rusak,” katanya. Sumber: http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20120124103658&idkolom=beritautama

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.