Masyarakat Cerdas, Cikal Bakal Desa Sejahtera

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 diketahui bahwa penduduk miskin paling banyak berada pada daerah pedesaan. Penduduk kota memiliki jumlah penduduk miskin 11,10 juta jiwa sedangkan desa 19,93 juta jiwa. Masih menurut laporan BPS persentase penduduk miskin kota sebanyak 9,87 % sedangkan desa 16,56 %. Indeks kedalaman kemiskinan kota 1,57 dan Desa 2,8. Selanjutnya Indeks keparahan kemiskinan kota 0,4 sedangkan desa 0,75

Menurut BPS Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita bulanan di bawah garis kemiskinan. Komponen garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan. Terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

Menurut laporan BPS, Tingkat kemiskinan di daerah pedesaan lebih parah dibandingkan masyarakat perkotaan. Karena saat ini penduduk Indonesia lebih banyak terkonsentrasi pada daerah pedesaan maka perlu dilakukan beberapa langkah perbaikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan.

Mewujudkan Masyarakat Cerdas

Secara nasional tingkat pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah. Dapat dilihat dari data BPS tahun 2009. Angka partisipasi sekolah SD adalah 97,95, SMTP 85,43, SMTA 55,05 dan pendidikan tinggi 12,66. Padahal tingkat pendidikan berpengaruh pada tingkat kemiskinan suata daerah.

Salah satu langkah untuk mengeluarkan masyarakat desa dari tingkat kemiskinan adalah dengan memperbaiki mutu pendidikan masyarakat. Semakin banyak masyarakat desa yang memiliki pengetahuan maka akan semakin jauh masyarakat dari tingkat kemiskinan. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan penduduk.

Minimnya media menyebabkan motivasi masyarakat desa untuk melanjutkan pendidikan rendah. Maka dari itu perlu dilakukan perubahan pola berpikir masyarakat bahwa pendidikan itu penting. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menggalakkan pembukaan taman bacaan di setiap desa. Dapat dilihat contohnya pada Taman Bacaan Kota Siantar, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Sumut.

Taman bacaan kini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat desa. Media ini dapat berfungsi sebagai media mencerdaskan masyarakat desa. Taman bacaan memiliki beragam manfaat seperti ajang rekreasi, berkumpul dan menambah pengetahuan. Peranannya dalam masyarakat mutlak diperlukan sebagai pendukung pendidikan. Supaya motivasi membaca masyarakat desa meningkat perlu dipersiapkan relawan taman bacaan. Unsurnya terutama dari kalangan guru, mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat dan ulama. Fungsi dari relawan adalah melakukan kampanye membaca bagi masyarakat. Masyarakat didorong untuk lebih memanfaatkan waktunya membaca daripada melakukan aktivitas yang tidak berguna.

Perlu dibuka taman bacaan di setiap desa. Buku yang disediakan adalah berbagai hal mencakup keterampilan, bahan pelajaran sekolah, pengetahuan agama, pertanian, perbengkelan. Setiap sekolah mengharuskan siswanya melakukan aktifitas membaca pada Taman Bacaan terutama pada hari libur.

Taman bacaan sangat penting bagi perkembangan masyarakat menuju arah positif. Bagi yang masih sekolah dapat memanfaatkan taman bacaan untuk menambah wawasan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai tempat meminjam buku pelajaran yang tidak tersedia di sekolah. Sedangkan untuk anak yang telah putus sekolah dapat memanfaatkan taman bacaan dengan membaca beragam buku mengenai keterampilan.

Masyarakat yang terlanjur putus sekolah akan disiapkan berbagai program keahlian. Salah satunya adalah optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK). BLK akan dijadikan strategis tidak lagi hanya menjalankan program tapi akan dijadikan tempat berlatih bagi masyarakat yang tidak mengecap pendidikan formal. Mereka akan diberikan keterampilan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang. BLK ditempatkan pada SMK karena alatnya dapat digunakan bersama oleh siswa SMK dan anak putus sekolah. Alat BLK dibuat lebih lengkap karena akan banyak dipergunakan untuk pelatihan keterampilan masyarakat.

Buku pelajaran BLK dapat dipinjam pada taman bacaan yang telah ada. Para pengajar akan difungsikan dari industri kecil dan menengah yang telah ada di desa tersebut. Para lulusannya disiapkan sebagai tenaga kerja pada unit kerja yang telah ada. Bila belum ada maka dibuatkan koperasi untuk menampung hasil kerajinan maupun produksi para lulusan BLK.

Desa Sejahtera

Banyaknya masyarakat yang memiliki keterampilan akan mengurangi angka kemiskinan pada wilayah desa. Lapangan kerja akan terbuka lebar serta pengangguran menurun.Sedangkan anak yang dapat melanjutkan sekolah hingga pendidikan tinggi nantinya akan memberikan sumbangsih pada desanya setelah mereka tamat pendidikan tinggi.

Dengan menerapkan program desa cerdas sejahtera secara bertahap angka kemiskinan diupayakan akan menurun seminimal mungkin. Bantuan dari semua pihak akan sangat membantu jalannya program desa sejahtera. Pemerintah harus mengeluarkan regulasi yang mendukung peningkatan kualitas kehidupan masyarakat pedesaan. Sementara dunia usaha agar memberikan jalan bagi masyarakat yang belum memperoleh penghidupan layak. Bantuan dapat dilakukan dengan penyertaan modal yang diambil dari dana CSR. Universitas melalui program pengabdian masyarakat akan berupaya memberikan kursus singkat untuk pemenuhan tenaga pengajar pada bidang keterampilan. ***

Source Tulisan : Kompasiana

Penulis: M.Yusuf Hasibuan (Dosen dan peneliti Universitas negeri medan)

Source Gambar: Desa Sejahtera

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.